BACKPACKING TO JAKARTA - BALI - JOGJA PART 3


Hari ke empat, merupakan hari terakhir di Bali. Kami sudah harus check out dari hotel pukul 12.00 siang. Namun kami sudah keluar hotel pukul 10.00. Setelah ngembaliin kunci kamar dan kunci motor. Kami berjalan keluar hotel ke tujuan terakhir kami yaitu Joger. Yups, rasanya belum ke bali kalo gak mampir ke tempat yang legendaris ini. Sambil bawa carrier yang beratnya udah kayak beras setengah karung, kami berjalan kaki dibantu gps. Alhasil, ketika sampe di joger baju dan ketiak kami basah. Kami tetep pede aja masuk ke sana, toh gak kenal juga dengan kami. HAHAHA. Dari Joger, kami naik taksi ke terminal ubung. Ehh ternyata kami gak dianterin sampe ke sana, tapi langsung ke tempat ngetem bis tujuan Pelabuhan Gilimanuk.

Tarif bis menuju Pelabuhan Gilimanuk sebesar Rp 25.000. Bis yang kami naiki sama persis dengan bis kuning yang di kampus kami. Yang membedakan adalah kondisi bis Gilimanuk ini sangat bersih dan terawat, serta tempat duduknya yang masih bagus. Bis berangkat pada pukul 12.00 wita dan sampe di Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 16.00 wita. Pemandangan yang disuguhkan di perjalanan ini begitu indah. Salah satunya adalah ketika bis melewati
jalan yang bersebelahan langsung dengan sebuah pantai kecil disertai hamparan air laut yang berkilau terkena pancaran sinar matahari.. Subhanallah..Keren banget!

Penyebrangan dari Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi hanya memakan waktu satu jam, cukup dengan tarif Rp 6000 yang notabene lebih murah dari bakso yang dijual di kapal tersebut. Setelah kapal merapat pada pukul 16.30 wib, kemudian kami bertanya-tanya dengan sopir angkot di sekitar pelabuhan mengenai transportasi ke Jogja. Bapak sopir itu menelepon temannya dan dapatlah informasi bahwa bis tujuan jogja berangkat pukul 17.00 wib. Tanpa banyak bicara pak sopir langsung mengantar kami menuju terminal, dengan tarif Rp 15.000/org. Angkotnya hanya diisi kami bertiga, jadi bebas mau selonjorin kaki dan ganti baju yang bekas keringet tadi :3

Bis yang akan kami tumpangi memiliki nama cukup unik, yaitu Millah. Jadi bisa disebut dengan Bismillah ^^. Penumpang bis masih sepi, baru diisi 3 orang aja. Melihat keadaan seperti itu kami memutuskan untuk makan dulu di warung. Setelah perut kenyang, kami tidak lupa membayar dan berpamitan dengan ibu pemilik warung. Akhirnya bis pun berangkat pada pukul 17.30 wib. Tidak terasa pukul 7.30 keesokan harinya kami sudah hampir sampai Jogja. Kami meminta sopir untuk berhenti di dekat fly over Janti. Kami mampir sebentar di rumah sepupu ane, kebetulan rumahnya berada di sebelah fly over Janti. Sepupu ane sempet kaget ngeliat tiga pemuda tampan yang agak kucel tiba-tiba datang. Setelah menyadari kalo ane ini sepupunya, kami dikasih sarapan pagi. Ahh.. rasanya enak banget kalo gratisan kayak gini #ihiiyy

Setelah sarapan pagi, kami dijemput oleh Om nya Abay dan dibawa ke rumahnya yang terletak di daerah Condong Catur. Ketika sampe di rumah, kami langsung berberes dan membersihkan badan alias mandi. Karena sudah 1080 menit tidak mandi.

Pada pukul 12.30 wib, Walaupun hujan, sepupu Abay yang perempuan (ane lupa namanya) mengajak kami bermotor ke daerah Kaliurang. Tepatnya ke Museum Ullen Sentalu. Museum ini menampilkan budaya dan kehidupan putri / wanita Keraton Yogyakarta beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Solo). Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja (Sultan) di keraton Yogyakarta beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya. Sayang banget gak dibolehin berfoto di dalam museum. Padahal banyak objek yang bagus untuk difoto.



Setelah dari museum kami diajak ke sebuah ruangan untuk menikmati minuman. Berdasarkan informasi guide, resep minuman tersebut dibuat pada zaman dahulu, turun temurun hingga sekarang. Juga merupakan minuman favorit salah satu keluarga kerajaan. Selanjutnya kami diajak ke sebuah toko yang berada di sebelah museum. Toko ini menjual berbagai kerajinan bertema batik, mulai dari pakaian, hiasan dinding, sarung bantal dan pernak pernik lainnya. Barang-barang di toko ini bagus banget gan. Tapi sayang harganya mahal sekali. Untuk satu potong kemeja batik aja bisa setengah juta rupiah.

Sepulang dari kaliurang kami diajak ke kawasan gunung merapi. Namun tidak sampai dekat dengan gunung. Kami hanya diajak melintasi rumah-rumah penduduk yang hancur akibat erupsi merapi. Ada sebagian rumah yang direnovasi dan ada juga sebagian yang dibiarkan dalam kondisi hancur. Kemudian kami menuju salah satu tempat yang bisa dikatakan unik. Yaitu tempat terletaknya sebuah batu besar di tengah jalan. Batu besar ini merupakan material yang dibawa oleh erupsi merapi. Konon katanya batu besar ini gak bisa dipindahin lho. Mungkin ada semacam penunggunya. Percaya gak percaya.






Hari kedua di Jogja. Kami sholat jumat di Masjid Kampus UGM. Terlihat pemandangan yang hampir sama dengan saat sholat jumat di Masjid Agung, kampung halaman saya. Yaitu adanya lapak jualan di sekitar masjid. Sepulang dari sana kami diajak keliling Jalan Malioboro. Siapa yang gak kenal jalan ini di Jogja. Rasanya belum ke Jogja kalo belum mampir ke sini. Suasana Malioboro terlihat lebih ramai  dan rapi dibandingkan saat ane ke sana tahun 2010 yang lalu. Di Malioboro dapat dijumpai berbagai macam jenis pakaian batik, pernak pernik, kerajinan tangan, dan gantungan kunci yang cocok sebagai oleh-oleh. Tentunya dengan harga yang bervariasi serta jangan lupa untuk tawar menawar.




Setelah puas berbelanja, kami pun mampir ke angkringan yang tidak jauh dari Jalan Malioboro. Maklum, keasyikan belanja sampe-sampe gak terasa kalo perut sudah berteriak minta diisi. Di angkringan ini menjual makanan yang murah meriah. Cocoklah untuk kami yang berkantong mahasiswa. Ada satu menu yang menarik perhatian ane, yaitu Kopi Joss. Kopi yang disajikan dengan arang panas di dalamnya. Selain itu ada juga sate keong dan tentunya nasi kucing. Semua makanan terasa sangat nikmat.. karena gratis dibayarin sepupu Abay ^^. *thankyousepupuabay* 


Hari ketiga sekitar pukul 2 siang kami sudah harus stand by di terminal bus jombor untuk keberangkatan kami ke Jakarta via Bus. Tapi sebelumnya kami sempetin diri  dulu untuk ke Candi  Prambanan. Sekitar satu jam dari rumah sepupu Abay, kami sudah sampai di Komplek Wisata Candi Prambanan. Lagi-lagi kami dibayarin oleh sepupu Abay. Rasanya gak keenakan sih dibayarin terus. Tapi batin kami gak bisa nolak yang gratisan. Hahaha.

Suasana candi waktu itu cukup ramai. Mulai dari turis lokal hingga mancanegara. Terlihat juga antrian untuk masuk salah satu candi. Ternyata untuk masuk ke satu candi itu gak bisa sembarangan atau rame-rame karena kondisi candi yang gak kokoh dan sewaktu-waktu bisa runtuh. Jadi kalo mau masuk ke sana dibatasin per 5 orang dengan memakai helm keselamatan. Abay sama Ardi ikutan ngantri, tapi ane enggak. Selain panas, yang diliat juga hampir sama dengan candi-candi di sebelahnya.





Setelah puas berfoto di Candi Prambanan. Kami langsung pulang ke rumah. Lanjut mandi dan siap-siap beres barang. Terus dianter ke Terminal Jombor. Lagi-lagi kami cuma bisa pasrah waktu tantenya Abay ngasih uang jajan ke kami.. *makasihtanteAbay* Jasa-jasamu takkan kami lupakan hingga  akhir waktu..

Akhirnya bus yang kami tumpangi datang. Dengan tarif Rp 115.000 kami menuju ke Jakarta. Memakan waktu sekitar 17 jam. Kami meminta supir bus untuk nurunin kami di tempat yang deket kalo mau ke bandara. Terus lanjut naik ojek ke bandara Soekarno Hatta. Penerbangan kami ke Palembang sebenernya jam 8 malam. Tapi kami sudah sampe di bandara jam 7 pagi. Sungguh betapa anehnya kami waktu itu. Naik shuttle bus gratis dari terminal ke terminal belum cukup untuk menghabiskan waktu. Jadi apa boleh buat. Kami istirahat di dalam loket bus damri sambil gantian untuk mandi di wc deket parkiran. Itu adalah pengalaman baru kami mandi di bandara.



Gak terasa detik demi detik pun berlalu. Penderitaan nungguin pesawat ini pun berakhir. Kami bergegas ke konter check in, terus bayar airport tax, masuk ruang tunggu dan kemudian naik pesawat. Perjalanan kami selama 10 hari harus berakhir. Banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang kami dapat, baik itu suka, duka, senang, sedih, kecewa, bahagia, konyol dan masih banyak lagi. Semoga kelak kami bisa jalan bareng lagi kayak gini, ke tempat-tempat indah di dunia.. Aamiin.

rizkinof

Seorang entrepreneur yang doyan keliling Indonesia..

No comments:

Post a Comment