BACKPACKING TO BANDUNG - BALI PART 1



Perjalanan dimulai tanggal 14 Agustus dari Stasiun Kertapati Palembang. Kami berenam yaitu ane, Reddo, Imam, Ican, Icha dan Thia janjian untuk dateng di stasiun jam 7 malem. Karena kereta  berangkat jam 8 tepat. Saat itu ane, Reddo sama Imam sudah dateng tepat waktu. Tapi tiga temen ane yang lain masih di rumah dan baru berangkat jam setengah delapan. Ane pikir gak bakal sempat lagi walaupun setengah jam, soalnya dari rumah mereka ke stasiun bisa memakan waktu 50 menitan kalo gak macet.

Karena waktu udah mepet banget akhirnya ane, Reddo dan Imam naik kereta duluan sambil berharap mereka bertiga menyusul. Sampe jam 8 tepat pun batang hidung mereka masih aja belom nongol. Lalu suara seperti terompet supporter sepakbola mulai berbunyi, tandanya kereta udah mau jalan. Dan bener banget, kereta mulai jalan perlahan. Tiba2, tiga makhluk yang sukses ngebuat ane deg-degan akhirnya datang dari gerbong belakang. Sambil ngos-ngosan mereka kelihatan seneng banget kayak lagi lebaran karena udah berhasil ngejer kereta.

Kali ini keretanya berbeda
dari yang ane naikin di perjalanan sebelumnya. Kami naik kereta kelas bisnis dengan tarif Rp 80.000. Keretanya nyaman, kursinya fleksibel bisa puter ke depan dan belakang, juga yang terpenting ada colokan listrik biar bisa tetep eksis. :p

Jam setengah 9 pagi kereta sampai di Stasiun Tanjung Karang. Terus lanjut naik travel ke Pelabuhan Bakauheni dengan tarif Rp 50.000, agak mahal karena masih musim lebaran. Kami tiba di Bakauheni jam setengah 11 siang dan mampir ke warung padang terlebih dahulu. Maklum perut udah mulai keroncongan belom diisi dari malem. Sesudah makan, kami beli tiket seharga Rp 13.000 dan langsung menuju ke kapal. Ternyata kapal yang kami tumpangi ini barusan merapat. Jadi lumayan lama nungguin kendaraan yang keluar dan yang baru masuk. Sehingga kapal berangkat jam setengah 1 dan tiba di Pelabuhan Merak jam 3 sore, lebih cepet dari biasanya.   Lalu kami lanjut lagi naik bis tujuan bandung, dengan tarif Rp 85.000 kami diantar sampai dengan terminal leuwi panjang. Kemudian menyewa angkot menuju rumah temannya icha, yaitu Silvi. Di rumah Silvi inilah tempat kami menginap *gratis*.

Keesokan harinya, kami diajak Silvi ke daerah lembang tepatnya ke De Ranch. Ane baru pertama kali ke sini. De Ranch adalah tempat wisata keluarga yang mengusung tema cowboy kayak di Amerika. Tempat ini memiliki belakang pemandangan yang luar biasa, disertai juga berbagai permainan seperti berkuda, flying fox dan lain-lain. Tiket masuknya cukup murah yaitu sebesar Rp 5000. Namun untuk permainan yang lainnya harus bayar lagi.






Setelah puas dari De Ranch, kami diajak makan siang di salah satu restoran bertempat di jalan Progo. Kalo gak salah namanya Giggle Box. Disini ane salah pilih menu. Berhubung backpacker, ane bermaksud milih makanan yang murah aja. Ehh tapi ternyata.. kami semua ditraktir oleh Imam. Kalo tau tadi, ane udah pilih menu yang paling mantap hahaha. Setelah itu kami diajak ke pusat barang bekas. Di rangkas ini menjual berbagai macam barang bekas yang masih bagus dan layak pakai. Juga ada pakaian-pakaian yang masih baru, kelihatannya barang sisa pabrik. Puas cuci mata dan beli sedikit barang. Kami pulang ke rumah bersiap2 dan ambil barang. Sesampainya di rumah, kami gak sempat lagi untuk mandi. Jadi terpaksa cuma ganti baju dan cd hahaha. Walaupun begitu, gak begitu terasa gerahnya. Belom aja kali yaa.

Karena sudah malam, Silvi gak dibolehin nganter kami ke stasiun. Jadi kami harus berjalan kaki keluar komplek dan menyewa angkot. Tarifnya cukup mahal yaitu Rp 5000 per orang dengan jarak yang gak terlalu jauh kami diantar sampe ke depan pintu masuk Stasiun Kiaracondong. Setengah jam sebelum kereta berangkat, kami langsung masuk ke kereta. Perjalanannya cukup lama yaitu kurang lebih 9 jam.

Akhirnya jam setengah 6 pagi kami tiba di Stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Namun, kami hanya transit di sini. Karena jam setengah 8 harus naik kereta lagi dengan tujuan Banyuwangi. Tak banyak hal yang kami lakukan kecuali cuci muka, sarapan dan ngecas hp. Lain halnya dengan Reddo. Doi diam2 nyewa ojek motor ke komplek keraton cuma untuk foto2 sebentar.

Tak terasa dua jam berlalu. Kereta Sri Tanjung yang akan membawa kami sudah siap. Kami pun bergegas masuk kereta. Salah satu tips dari ane, kalo kereta kita sudah siap dan kita diperbolehkan masuk, masuklah segera. Supaya kita gak kehabisan bagasi di atas. Ini pelajaran yang ane ambil dari pengalaman ane sebelumnya.

Perjalanan dari Stasiun Lempuyangan ke Stasiun Banyuwangi Baru memakan waktu sekitar 14 jam. Kami mengisi perut dulu sebelum naik kapal ferry. Dengan uang Rp 5000 sudah dapet nasi ayam yang dijual oleh seorang bapak-bapak di atas sepedanya. Setelah perut kenyang, kami berjalan kaki ke pelabuhan yang letaknya gak jauh dari stasiun. Keluar dari stasiun lurus aja sampe ke jalan besar, terus belok kanan. Dan ketemu dengan Pelabuhan Ketapang.



Di depan pelabuhan kami dicegat oleh calo yang nawarin bus ke Denpasar dengan tarif Rp 45.000. Walaupun murah, kami menolaknya karena bus yang ditumpangi adalah bus yang distopin di pinggir jalan. Tempat duduknya pun belum tentu dapet. Jadi kami lebih memilih naik kapal ferry terus lanjut bus ke Denpasar. Tarif kapal ferry  Rp 6.500 dan bus Rp 35.000. Jangan segan untuk nawar.

Kurang lebih tiga jam, kami sampe di Terminal Ubung, Denpasar.  Walaupun pukul 3 pagi, suasana terminal tetap ramai. Terlihat calo dengan pupil mata yang membesar menghampiri kami. “Mau kemana dek? Kuta? Padang Bai?” Ujar salah satu calo dengan logat Bali yang kental. Karena gak ada taksi, kami terpaksa naik angkot dengan tarif Rp 30.000 per orang. Padahal kalo naik taksi bisa lebih murah. Kami diantar sampe Jl.Legian, tepatnya di depan Monumen Bom Bali. Tak disangka suasananya kayak jam 7 malem aja gan. Jalan di depan monumen itu macet parah. Ternyata ane baru inget, wajar aja macet soalnya itu hari minggu pagi!

Setelah berjalan sekitar 300m, akhirnya kami sampe di hotel tempat ane pernah nginep waktu itu. Baru 6 bulan sudah banyak banget perkembangan hotel ini. Tentunya tarif kamarnya juga ikut naek :’) Tapi fasilitas yang dikasih juga sebanding kok dengan yang kita keluarin. Kami menginap 3 malam tarifnya per malam sebesar Rp 300.000 dibagi 3 = Rp 100.000 per orang dikali 3 = Rp 300.000 per orang per 3 malam. Pusing gak? Hahaha.



Hari pertama di Bali, tujuan kami adalah Tanjung Benoa. Di sini, impian ane untuk main parasailing akhirnya tercapai setelah pada liburan sebelumnya gak kesampean. Alhamdulillah!. Lanjut lagi kami berkunjung ke pulau penyu. Tarif parasailing yaitu Rp 150.000 ditambah Rp 84.000 per orang untuk sewa kapal ke Pulau penangkaran penyu.






Sebelum terbang, kami diberikan instruksi terlebih dahulu oleh bapak instruktur. Kami harus mengenakan 2 buah sarung tangan, yang pertama berwarna merah untuk di tangan kiri dan warna biru di tangan kanan. Fungsinya adalah untuk mengetahui tali yang mana yang harus ditarik ketika kita sudah berada di atas sesuai dengan warna bendera yang diangkat. 


Emang sih agak deg-degan. Tapi semuanya hilang ketika sudah terbang. Sama sekali gak bikin takut menurut ane. Yang buat ane kecewa adalah rasanya bentar banget. Gak nyampe 2 menit kayaknya udah harus turun lagi. Tapi gak papalah, pemandangan yang disuguhkan pun membuat nafas ini berhenti sejenak. Sumpah, keren banget!



Sesaimpainya di Pulau Penyu kami harus membayar lagi biaya masuk yang cukup murah yaitu sebesar Rp 5.000 per orang. Selain penyu, terdapat juga beberapa binatang lainnya seperti burung, ular, kelelawar dan biawak. Yang menarik di sini yaitu adanya seekor penyu yang berusia 70 tahun. Tua banget, gan! Terus juga ada anak-anak penyu yang boleh kita angkat untuk diajak berfoto.







Setelah puas berfoto-foto, kami harus pulang ke Tanjung Benoa lagi. Karena air laut juga mulai surut, takutnya kapal gak bisa berangkat. Tujuan kami selanjutnya Pantai Jimbaran. Pantai ini terkenal dengan restoran seafood di pinggir pantai yang menghadap langsung ke laut. Tidak hanya indoor, restoran-restoran ini juga menyediakan meja yang terletak di pasir pantai. Menurut ane tempat ini romantis banget untuk dinner bareng pacar, sambil lihat sunset ditemani hembusan angin yang menerjang ombak…




Berlanjut ke Part 2


rizkinof

Seorang entrepreneur yang doyan keliling Indonesia..

1 comment: