BERMOTOR KE BROMO (PART 2)


*Lanjutan dari Part 1

Tiba-tiba ada seorang bapak tua yang menghampiri kami.

“Mau kemana dek?”.

“Mau ngecas hp pak” ujar kami.

“Tidur dimana kalian?” lanjut si Bapak.

“Di pondok sana pak. Memang ada apa pak?” Jawabku.

“Nanti kalian kedinginan. Tidur di rumah bapak saja. Cuma Rp 50.000 kok.” Dengan logat jawa yang semakin kental.
“Rp 50.000 berdua ya pak” Aku menggoda bapak itu. #eaa
“Iya boleh dek. Tapi cium bapak dulu” Jawab si Bapak.
Kemudian kami langsung bergegas menuju rumah si Bapak yang letaknya sekitar 20 meter dari Pondok tadi. Lokasinya sangat strategis banget. Rumah Pak Usman ini punya satu ruang tamu, 2 kamar tidur, 3 kasur dan 1 kamar mandi. Sangat besar untuk kami berdua. Pak Usman bilang kalo biasanya yang menginap di sini 10 orang. Tarifnya Rp 300.000 per malam. Jadi kami berdua itu hanya karena sepi dan kasihan dikasih harga Rp 50.000 berdua.


Sehabis berberes-beres barang kami langsung tidur. Dingin yang luar biasa membuat kami cepat terlelap. Tetapi sebelumnya kami sudah memasang alarm jam 2 pagi untuk bersiap menuju Penanjakan 1 melihat sunrise. Saran dari Pak Usman kalo
mau ke Penanjakan 1 ikutin aja mobil jeep biar gak nyasar.

Pukul 02.00 dinihari alarm berbunyi. Kami bersiap-siap dengan jaket tebal, sarung tangan dan  kupluk. Pukul 02.30 kami sudah stand by di pondok menunggu mobil jeep yang lewat. Setelah satu jam menunggu, akhirnya ada 3 mobil jeep yang lewat. Langsung saja kami membuntuti dari belakang.

Perjalanan menuju Penanjakan 1 harus melewati padang pasir yang licin. Suasana sekitar sangat gelap disertai kabut yang menutupi pandangan kami. Jarak pandang saat itu mungkin hanya 2 meter. Terbayang ‘kan betapa ekstrimnya situasi saat itu.

Perlahan kami mulai memasuki padang pasir. Mobil jeep di depan kami tampaknya tahu kalo kami sedang mengiiringi dari belakang sehingga mobil melaju tidak terlalu cepat. Lama kelamaan mobil jeep semakin ngebut karena jalan yang di lalui keras. Untuk mengimbangi, kami juga ikutan ngebut dan sampai akhirnya kami jatuh dari motor karena tiba-tiba di depan kami ada gundukan pasir. Alhasil, kami jauh tertinggal dari jeep tersebut. Rasanya seperti tersesat di planet lain. Mana motor sempat tidak hidup pula sehingga menambah kesan horror..

Ilustrasi

Di sini keberanian kami diuji. Walaupun sangat gelap gulita, berdebu dan tidak ada petunjuk sedikit pun. Kami tetap melanjutkan perjalanan dengan bermodalkan lampu motor dan senter Akbar yang unyu-unyu. Caranya yaitu mengikuti bekas jejak ban mobil dan motor yang melintas. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai ke jalan aspal. Sehingga kami yakin kalo ini adalah jalan menuju Penanjakan 1.
Perjalanan mulai menanjak lagi dengan tikungan tajam disertai sisi jalan yang curam. Satu hal lagi yang membuat kami yakin adalah adanya beberapa pengendara motor lain yang melintas dari belakang kami.
Setelah berjalan sekitar 20 menit, kami sampai di parkiran motor. Di sana sudah ramai sekali para wisatawan yang datang untuk menyaksikan sunrise. Terdapat juga beberapa kios-kios yang menjual pernak pernik bromo, penyewaan jaket, dan warung makan. Air di atas sini cukup mahal. Bayangkan saja kami harus mengeluarkan uang Rp 5.000 untuk membeli air panas. Tapi yasudahlah.. memang rasanya sulit air di tempat tinggi seperti ini.
Tempat menyaksikan sunrise sudah dipenuhi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dari mancanegara kebanyakan mereka berasal dari eropa terutama Jerman. Entah kenapa kebetulan ato enggak selama di TNBTS selalu ketemu bule Jerman. #heranjuga
Kami merasa beruntung pagi itu. Karena mataharinya gak tertutup kabut seperti hari sebelumnya. Jadi yaa untung-untungan juga. Berdoa aja kalo kalian ke sana nanti sunrisenya keliatan.







Selesai dari melihat sunrise kami langsung menuju ke Bukit Cinta. Terletak di tengah perjalanan turun ke bawah. Dari Bukit Cinta ini terlihat pemandangan Gunung Batok yang menutupi Gunung Bromo dan Desa Cemoro Lawang. Wajar saja namanya Bukit Cinta karena tempatnya ini romantis banget lhoo.. apa lagi berdua dengan pasangan..Hmmm :))



Dari Bukit Cinta kami langsung menuju ke Penginapan. Bersiap-siap packing barang dan otw Malang lagi. Sebelum naik kereta pada pukul 16.00, kami nyempetin diri dulu ke Malang Town Square. Gak beli apa-apa sih, karena gak ada sesuatu yang spesial. Sama kayak mall di Kota aku. Setelah itu kembali lagi ke Stasiun Malang untuk ngembaliin motor.



Tepat pukul 15.30 wib kami sudah berada di Kereta Matarmaja yang akan membawa kami ke Stasiun Jatinegara. Berakhir sudah perjalanan kami ke Bromo. Semoga suatu saat bisa kembali ke Jawa Timur lagi dan menikmati Gunung tertinggi di Pulau Jawa..Aamiin
Total Rincian Biaya
1.      Tiket Kereta Matarmaja PP Jakarta Malang Rp 290.000 (termasuk b.adm)
2.      Sewa Motor Rp 50.000
3.      Penginapan Rp 50.000
4.      Bensin selama 2 hari 1 malam Rp 40.000
5.      Tiket Masuk TNBTS Rp 15.000
6.      Parkir Motor di Bromo Rp 3.000
7.      Sewa Sleeping Bag Rp 12.000
Total =  Rp 460.000/2
           =  Rp 230.000 per orang
Belum ditambah pengeluaran pribadi. (tergantung individu)

Semoga Bermanfaat 



rizkinof

Seorang entrepreneur yang doyan keliling Indonesia..

No comments:

Post a Comment