Sejak adanya film 5cm, gunung ini semakin terkenal di kalangan
mereka yang bukan para pendaki gunung. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini pun
selalu ramai di akhir pekan maupun hari libur lainnya.
Alhamdulillah, setelah pulang dari Gathnas BPI di Bandung 10-11 Mei2014 lalu, aku berkesempatan mendaki gunung ini dari tanggal 15-18 Mei ditemani
sobat saya Yudhi yang menurut khayalan dia, mirip bang Zafran 5cm. Kami berdua ikut open trip yang diadakan oleh Sapa (Sahabat
Penggiat Alam). Bertemu di stasiun Malang, berserta rombongan yang berjumlah
sekitar 45 orang, kami langsung menuju daerah tumpang naik angkot, dan
selanjutnya naik jeep menuju Ranu Pani.
Sepanjang perjalanan kami tidak pernah merasa bosan, rasa senang
mendaki gunung, teman baru yang gokil dan kocak, serta pemandangan indah
menemani kami. Ini kali kedua saya mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS), yang sebelumnya pada desember 2013. Namun tujuan saya waktu itu
cuma ke Gunung Bromo naik motor.
Sesampainya di Ranu Pani, ketua rombongan kami langsung melakukan
registrasi. Namun sayangnya kuota pendaki untuk tanggal 15 Mei tersebut sudah
habis. Jadi kami terpaksa menunggu keesokan harinya untuk melakukan pendakian.
Hikmah dari penundaan ini, kami semua dapat
lebih mengakrabkan diri
sejenak dengan teman-teman dari berbagai daerah. Mulai dari Jakarta, Jogja,
Bandung, Semarang, Surabaya dan yang paling jauh yaitu dari Sulawesi Selatan.
Kebetulan pada malam itu saya satu tenda dengan kakak2 dari Sulawesi ini,
mereka semua baik, ramah, dan yang unik itu logatnya, kalau ngomong cepat
sekali hahaha.
Full Team
Tanggal 16 Mei pun tiba, setelah packing dan mempersiapkan peralatan
serta perlengkapan, kami memulai perjalanan pukul 10 pagi. Tak lupa berdoa dan
berfoto terlebih dahulu. Tampak wajah ceria dan semangat dari para pendaki ini,
terselip satu anak laki-laki yang masih halus. Rupanya bocah ini masih smp,
keren yaa udah dibolehin naik gunung. :D
Jalur pendakian Gunung Semeru sudah sangat jelas, bagi mereka yang
belum pernah ke sini tidak perlu takut tersesat asal tidak menyimpang dari
jalan yang ada. Di sepanjang jalan dihiasi rimbunnya pepohonan disertai suara
berbagai jenis burung dan hewan lainnya.
Tak terasa setelah berjalan kurang lebih selama 4 jam, kami dikejutkan
dengan penampakan ranu kumbolo dari kejauhan. Sontak, kami bertambah semangat
menuju ke sana. Di Ranu Kumbolo sudah banyak para pendaki rombongan lain yang
mendirikan tenda. Di sini kami hanya beristirahat sebentar, sekedar makan
cemilan maupun ngopi-ngopi ganteng.
Pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan ke camp area Kalimati.
Dengan melewati Tanjakan Cinta, Padang Lavender dan Cemoro Kandang. Sesampainya
di Kalimati, Saya dan Yudhi langsung ke tenda milik abang dari Bandung. Maklum
karena kami berdua gak punya tenda. Jadi
ya numpang gitu. haha. Lanjut makan dan
ngisi tenaga buat summit attack pukul 23.00.
Alarm pun berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 23.00 tepat. Saatnya
bersiap-siap untuk summit attack. Rombongan kami dibagi menjadi dua, kami berdua
bergabung di grup pertama yang berangkat duluan. Indahnya, pada malam itu
perjalanan kami ditemani terangnya bulan purnama..
Jalan pertama yang dilewati yaitu memasuki jalan setapak yang di
sekitarnya banyak sekali ditumbuhi bunga Edelweis. Di sini masih agak landai,
beberapa saat kemudian baru mulai menanjak tiada ampun. Yang aku takutkan pun
terjadi, yaitu panggilan alam yang datang di saat yang tidak tepat. Jadi
terpaksa ketinggalan rombongan dan menepi untuk meninggalkan "jejak"
sejenak..
Jepretan Kang Danies
Setelah berjalan menyusuri bukit cukup lama, akhirnya sampai juga.
Bukan di puncak, tapi baru di kaki gunung semeru. Jalan yang dilewati mulai
berpasir disertai batu-batuan keras, ditambah suhu yang semakin dingin plus
rasa kantuk yang lumayan. Rasanya serba salah, mau terus mendaki tanpa stop
bakalan capek, terlalu lama istirahat juga bisa hypotermia.
Mantap gan!
Santai Sejenak
Setelah puas berfoto2 di atas sana, aku pun kembali ke tenda.
Melihat temen2 di tenda sudah tidur semua, aku ikut masuk ke tenda. Tapi
sekejap langsung keluar tenda lagi, soalnya di dalem tenda bau banget, kayak
kaos kaki yang gak dicuci ratusan tahun aja.. Ya terpaksa duduk di luar sambil
membersihkan sepatu yang penuh dengan pasir dan butiran debu.
Kalimati
Padang Lavender
Tanjakan Love
Pukul 11.30 kami bersiap dan langsung berangkat. Tujuan kami yaitu
Ranu Kumbolo. Kami menginap satu malam di sana. Menikmati Ranu Kumbolo di malam
hari bersama Riani tidak aku rasakan, karena aku sudah tertidur pules sehabis
magrib. Tapi sunrise di sana tak terlewatkan, matahari yang muncul perlahan di
balik bukit, seolah-olah menyapa kami dengan selamat pagi para pendaki ganteng dan cantik..
Itu adalah hari terakhir pendakian kami. Saatnya berberes dan
packing barang kami. Tidak lupa berfoto bersama rombongan, bertukar nomor hp
atau pun pin bb biar silaturahmi tetep jalan. Siapa tahu bisa ketemu lagi di
petualangan selanjutnya..Aamiin
yang terakhir dak kuat.. bang zafran.. -_-
ReplyDelete